Pengertian
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai
cara. Pemahaman utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Masyarakat
miskin Indonesia mencapai 13,33 persen atau sebanyak 31,02 juta orang,
dari jumlah penduduk Indonesia. Ini data yang disajikan Badan Pusat
Statistik (BPS) per Maret 2010 lalu. Di akhir tahun 2010, jumlah kemiskinan
tersebut tentunya tidak jauh berbeda pertambahan ataupun pengurangannya.
Selama
periode 1976-1996 (20 tahun, Repelita II-V) angka kemiskinan Indonesia turun
drastis dari 40% menjadi 11% yang dianggap cukup menjadi pembenaran bahwa
pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun dalam periode itu adalah faktor
penentunya. Maka krismon 1997-98 yang kembali meningkatkan angka kemiskinan
menjadi 24% tahun 1998 dengan mudah dijadikan alasan kuat lain bahwa memang
pertumbuhan ekonomi adalah segala-galanya.
Perhatian pemerintah terhadap kemiskinan seperti menemukan momentumnya setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Perhatian pemerintah terhadap kemiskinan seperti menemukan momentumnya setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Penyebab
kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan
dengan:
- penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
- penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
- penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
- penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
- penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa
kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki
jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin;
yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati
atas garis kemiskinan.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA
1. Tingkat pendidikan yang rendah
2. Produktivitas tenaga kerja rendah
3. tingkat upah yang rencah
4. distribusi pendapatan yang timpang
5. kesempatan kerja yang kurang
6. kualitas sumberdaya alam masih rendah
7. penggunaan teknologi masih kurang
8. etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
9. kultur/budaya (tradisi)
10. politik yang belum stabil
kesemua faktor tersebut di atas saling mempengaruhi, dan sulit memasrikan penyebab kemiskinan yang paling utama atau faktor mana yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung. Kesemua faktor tersebut merupakan VICIOIS CIRCLE (Lingkaran setan) dalam masalah timbulnya kemiskinan (Tulus, hal. 127).
1. Tingkat pendidikan yang rendah
2. Produktivitas tenaga kerja rendah
3. tingkat upah yang rencah
4. distribusi pendapatan yang timpang
5. kesempatan kerja yang kurang
6. kualitas sumberdaya alam masih rendah
7. penggunaan teknologi masih kurang
8. etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
9. kultur/budaya (tradisi)
10. politik yang belum stabil
kesemua faktor tersebut di atas saling mempengaruhi, dan sulit memasrikan penyebab kemiskinan yang paling utama atau faktor mana yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung. Kesemua faktor tersebut merupakan VICIOIS CIRCLE (Lingkaran setan) dalam masalah timbulnya kemiskinan (Tulus, hal. 127).
Upaya
Pemerintah Mengatasi Masalah Kemiskinan di Indonesia
Berikut Ini Adalah Daftar Program-Program Pemerintah Dalam Menanggulangu
kemiskinan Di Indonesia:
·
Menaikan anggaran untuk program-program yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas dan
kegiatan padat karya
·
Mendorong APBD provinsi, kabupaten dan kota pada
tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan anggaran bagi penanggulangan
kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
·
Tetap mempertahankan program lama seperti:
a) BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
b) RASKIN (Beras Miskin)
c) BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d) Asuransi Miskin, dsb
b) RASKIN (Beras Miskin)
c) BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d) Asuransi Miskin, dsb
·
Akselerasi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
harga khususnya harga beras (antara lain: menjaga harga beras dipasaran tidak
lebih dari Rp.5000,- per Kg)
·
Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada
masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan
·
Sinergi masyarakat dengan pemerintah dalam
penanggulangan kemiskinan
·
Mendayagunakan potensi dan sumberdaya lokal
sesuai karakteristik wilayah
·
Menerapkan pendekatan budaya lokal dalam proses
pembangunan
·
Prioritas kelompok masyarakat paling miskin dan
rentan pada desa-desa dan kampung-kampung paling miskin
·
Open Menu: kelompok masyarakat dapat menentukan
sendiri kegiatan pembangunan yang dipilih tetapi tidak tercantum dalam negative
list
·
Kompetitif: desa-desa dalam Kecamatan haus
berkompetisi untuk memperbaiki kualitas kegiatan dan cost effectiveness
·
PPK, P2KP, PPIP SPADA dan diperkuat
program-program kementrian/lembaga
·
Program Keluarga Harapan (PKH), berupa bantuan
khusus untuk pendidikan dan kesehatan
·
Program pemerintah lain yang bertujuan
meningkatkan akses masyarakat miskin kepada sumber permodalan usaha mikro dan
kecil, listrik pedesaan, sertifikasi tanah, kredit mikro, dll.
·
Program Pengembangan Bahan Bakar Nabati (EBN).
Program ini dimaksudkan untuk mendorong kemandirian penyediaan energi terbaukan
dengan menumbuhkan “Desa Mandiri Energi”.
·
Penegakan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi
dan reformasi birokrasi.
·
Percepatan pembangunan infrastruktur
·
Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah
terisolir
·
Revitalisai pertanian, perikanan, kehutanan, dan
perdesaan
·
Peningkatan kemampuan pertahanan, pemantapan
keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik
·
Peningkatan aksesbilitas dan kualitas pendidikan
dan kesehatan
·
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM-Mandiri)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar