Jumat, 05 Juli 2013

Perbedaan Pola Masjid Tradisional Jawa dan Banjar


PENGERTIAN MASJID

Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah Rasulullah juga mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan shalat berjama’ah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut dengan Masjid Nabawi.

 

Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat berjama’ah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.

 

Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan shalat, namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja. Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li'an dan lain sebagainya.


Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah dan lain sebagainya.

 

Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum, Masjid Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya. Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan spiritual, guna mendekatkan diri kepada Pencipta-nya. Tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan energi kehidupan umat.

Utsman Ibn ‘Affan r.a. berkata: “Rasul s.a.w. bersabda: Barangsiapa mendirikan karena Allah suatu Masjid, niscaya Allah mendirikan untuknya seperti yang ia telah dirikan itu di Syurga.” (HR: Bukhori & Muslim).

 

BEBERAPA FUNGSI DAN PERAN MASJID

Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah:


1. Sebagai tempat beribadah

Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.

 

2. Sebagai tempat menuntut ilmu

Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.

 

3. Sebagai tempat pembinaan jama’ah

Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.

 

4. Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam

Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas da’wah dan kebudayaan.

 

5. Sebagai pusat kaderisasi umat

Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya.

 

6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam

Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.

 

Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.

 

 

Ada beberapa masjid yang terkenal dan popular di Indonesia, diantaranya:

1.      Masjid Agung Demak (Demak Jawa Tengah)

2.      Masjid Raya Baiturrahman (Kota Banda Aceh)

3.      Masjid Jami Sungai Banar (Kalimantan Selatan)

4.      Masjid Kotagede (Yogyakarta)

 

Salah satu masjid yang akan saya bahas yaitu Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid ini pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.

Masjid ini mempunyai bangunan induk dan serambi. Bangunan induk mempunyai 4 tiang utama yang disebut saka guru. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atap berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Pada Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

Masjid tradisional Banjar pada dasarnya mengambil pola masjid tradisonal Jawa khususnya masjid Agung Demak, karena Kesultanan Banjar pertama kali mendapat pengaruh agama Islam dari Kesultanan Demak Bintoro. Pada masa itu Kesultanan Demak mengirim Khatib Dayan yang merupakan cucu Sunan Gunung Jati Cirebon untuk mengajarkan agama Islam kepada rakyat negeri Banjar di Kalimantan Selatan. Namun masjid gaya Banjar akhirnya memiliki ciri khasnya sendiri misalnya terlihat pada atap kemuncaknya yang tinggi menjulang.

Masjid Agung Demak dengan pendopo di depan dan nDalem sebagai bangunan utama yang beratap tumpang tiga.

Masjid bergaya Banjar pernah dibangun di Sumatera dan Malaysia Barat, misalnya:

·         Masjid Tinggi, Jalan Banjar di Bagan Serai, negara bagian Perak.
 
PERBEDAAN POLA MASJID TRADISIONAL JAWA DAN BANJAR :

1.       Masjid di negeri Banjar dibangun dengan konstruksi panggung.

2.       Masjid di negeri Banjar pada bagian pengimamam (mihrab) memiliki atap tersendiri terpisah dari bangunan induk.

3.       Pada puncak masjid terdapat sungkul bangunan masjid yang disebut pataka yang terbuat dari kayu ulin. Di Jawa disebut mustoko/memolo terbuat dari tanah liat.

4.       Pada ujung-ujung pertemuan atap pada jurai luar terdapat Jamang.

5.       Terdapat pagar susur yang disebut Kandang Rasi.

6.       Masjid di Tanah Jawa terdiri atas 2 bangunan utama yaitu bangunan yang beratap tumpang tiga yang merupakan "nDalem" dan bangunan beratap limas di depannya yang merupakan "pendopo" sedangkan Masjid di negeri Banjar hanya terdiri atas satu bangunan utama yang beratap tumpang tiga. Atap tumpang (tajug) paling atas lebih runcing (curam) daripada masjid di Jawa.

Referensi :







 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 10 Mei 2013

LAPORAN KEUANGAN PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
























   1. ) LIKUIDITAS PERUSAHAAN
CURRENT RATIO        =           AKTIVA LANCAR
                                                     KEWAJIBAN LANCAR
                                        =        219.818.034.145   =    1,1246 atau 112,46%
                                                       195.455.567.772    

   ( artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,1246 aktiva lancar ).

QUICK RATIO             =       AKTIVA LANCAR – PERSEDIAAN
                                                          KEWAJIBAN LANCAR
                   
                                       =     219.818.034.145 – 22.598.712.855       =    1,0090  atau 100,90%
                                                              195.455.567.772         
( artinya Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan  adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,0090  aktiva lancar yang likuid atau dalam bentuk uang bukan persediaan barang dagangan ).
      2.) SOLVABILITAS PERUSAHAAN
RASIO MODAL DENGAN AKTIVA =      MODAL SENDIRI
                                                                        TOTAL AKTIVA
                                                                         =  666.607.597.550       =  0,5532  atau  55,32%
                                                                            1.204.944.681.223

Artinya  Setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp. 0,5532  modal sendiri, sedangkan Rp 0,4468  berasal dari pinjaman. 
RASIO MODAL DENGAN AKTIVA TETAP =    MODAL SENDIRI
                                                                                   AKTIVA TETAP
                                                                      =     666.607.597.550=     0,6766 atau 67,66%
                                                                             985.126.647.078 

Artinya  aktiva tetap dibiayai dengan 67,66 % modal sendiri.

RASIO AKTIVA TETAP DENGAN

 HITUNG JANGKA PANJANG             =               AKTIVA TETAP             
                                                                       HUTANG JANGKA PANJANG

       
                                                                 =   985.126.647.078        =     2,8730  atau  287,30%
                                                                      342.881.515.901

 Artinya Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan jaminan aktiva aktiva tetap sebesar 287,30%
3.) RENTABILITAS PERUSAHAAN
RASIO LABA USAHA DENGAN

 TOTAL AKTIVITAS     =     LABA USAHA
                                               TOTAL AKTIVA
                   
                                         =       199.403.319.484   =     0,1654  atau 16,54%
                                                 1.204.944.681.223

Artinya : Setiap Rp 1 Total Aktiva , menghasilkan Laba Usaha sebesar Rp 0,1654
PERPUTARAN TOTAL AKTIVA          =          PENJUALAN
                                                                            TOTAL AKTIVA

                                                                  =      1.190.825.893.340       =   0,9882 atau 98,82%
                                                                          1.204.944.681.223

( artinya Total Aktiva telah digunakan untuk meningkatkan  penjualan efisiensi sebesar 0,9882x )

GROSS MARGIN RATIO                        =          LABA KOTOR
                                                                                        PENJUALAN

                                                                    =          556.412.908.045     =    0,4672  atau 46,72%
                                                                               1.190.825.893.340

Artinya Perusahaan dapat mencapai laba kotor 46,72% dari penjualannya.


NET MARGIN RATIO               =     LABA BERSIH
                                                              PENJUALAN

                                                     =      149.149.548.025         =   0,1252
                                                           1.190.825.893.340

Artinya Rp 1 penjualan meenghasilkan Laba bersih sebanyak Rp 0.1252
OPERATING MARGIN RATIO                     =     LABA USAHA
                                                                                  PENJUALAN

                                                                          =       199.403.319.484         =       0,1674
                                                                                 1.190.825.893.340

Artinya Setiap Rp 1 penjualan menghasilkan Rp 0.1674

RENTABILITAS MODAL SENDIRI            =      LABA BERSIH
                                                                                MODAL SENDIRI

                                                                         =     149.149.548.025         = 0,2237
                                                                                666.607.597.550       

Artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0,2237


Senin, 22 April 2013

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)


Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property Right. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3).
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil).
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti Paten, merek, Dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebagainya yang tidak mempunyai bentuk tertentu.
Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam hak kekayaan intelektual adalah prinsip ekonomi, prinsip keadilan, prinsip kebudayaan, dan prinsip sosial :
1.      Prinsip Ekonomi
Adalah hak intelektual berasal dari kegiatan kretif suatu kemauan daya piker manusia        yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan

2.  Prinsip keadilan
yaitu di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan suatu       hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan            mendapat perlindungan dalam pemilikannya.

3.  Prinsip kebudayaan
adalah perkembangan ilmu pengetahuan, sastra dan seni untuk meningkatkan kehidupan   manusia.

4.  Prinsip social
artinya hak yang diakui oleh hukumdan telah diberikan kepada individu merupakan satu   kesatuan sehingga perlindungan diberikan berdasarkan keseimbangan individu dan      masyarakat.
Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua kategori, yaitu :
  1. Hak Cipta
  2. Hak Kekayaan Industri, yang meliputi :
a)      Hak Paten
b)      Hak Merek
c)      Hak Desain Industri
d)     Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
e)      Hak Rahasia Dagang
f)       Hak Indikasi
  • Hak Cipta
Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau memperbanyak ciptaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19/2002 Pasal 1 ayat 1 mengenai Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta termasuk kedalam benda immateriil, yang dimaksud dengan hak milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya adalah benda tidak berwujud (benda tidak bertubuh). Sehingga dalam hal ini bukan fisik suatu benda atau barang yang di hak ciptakan, namun apa yang terkandung di dalamnya yang memiliki hak cipta. Contoh dari hak cipta tersebut adalah hak cipta dalam penerbitan buku berjudul “Manusia Setengah Salmon”. Dalam hak cipta, bukan bukunya yang diberikan hak cipta, namun Judul serta isi didalam buku tersebutlah yang di hak ciptakan oleh penulis maupun penerbit buku tersebut. Dengan begitu yang menjadi objek dalam hak cipta merupakan ciptaan sang pencipta yaitu setiap hasil karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Dasar hukum Undang-undang yang mengatur hak cipta antara lain :
·         UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
·         UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)
·         UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
·         UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

  •  Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala sesuatu milik perindustrian, terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri sangat penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan karena hal ini sangat berguna untuk melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal yang sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu industri dengan produk yang dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa semudahnya untuk membuat produk yang sejenis/ benar-benar mirip dengan mudah. Dalam hak kekayaan industri salah satunya meliputi hak paten dan hak merek.

  • Hak Paten
Menurut Undang-undang Nomor 14/2001 pasal 1 ayat 1, Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dalam melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi, hal yang  dimaksud berupa proses, hasil produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses, serta penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
Perlindungan hak paten dapat diberikan untuk jangka waktu 20 tahun terhitung dari filling date. Undang-undang yang mengatur hak paten antara lain :
·         UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
·         UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
·         UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109).

  • Hak Merek
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15/2001 pasal 1 ayat 1, hak merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk/jasa tertentu dengan produk/jasa yang sejenis sehingga memiliki nilai jual dari pemberian merek tersebut. Dengan adanya pembeda dalam setiap produk/jasa sejenis yang ditawarkan, maka para costumer tentu dapat memilih produk.jasa merek apa yang akan digunakan sesuai dengan kualitas dari masing-masing produk/jasa tersebut. Merek memiliki beberapa istilah, antara lain :
  • Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
  • Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
  • Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
Undang-undang yang mengatur mengenai hak merek  antara lain :
  • UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81)
  • UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
  • UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110)
Kelebihan Hak Paten dan Hak Cipta :
Dengan mendapatakan Hak Paten atau Hak Cipta, maka hasil karya dari para pemegang hak tersebut akan dilindungi oleh suatu hukum sehingga hasil karya tersebut tidak dapat disalin dan disebarluaskan secara sembarangan. Apabila terjadi suatu pembajakan atau pengklaiman terhadap hasil karya tersebut, kasusnya dapat diselesaikan secara hukum dan terdapat hukuman serta denda sebagaimana yang telah tertulis di dalam undang-undang.

Kekurangan Hak Paten dan Hak Cipta :
Dalam permohonan untuk mendapatkan suatu Hak Paten atau Hak Cipta, terdapat prosedur-prosedur yang bisa menyulitkan pemohon untuk mendapatkan suatu Hak Paten atau Hak Cipta. Tidak semua permohonan Hak Paten atau Hak Cipta yang diajukan bisa diizinkan lisensinya. Terlebih lagi di negara Indonesia, dimana dalam permohonan untuk mendapatkan lisensi Hak Paten dan Hak Cipta terkesan "dipersulit" oleh oknum-oknum tertentu dengan biaya administrasi dalam pengurusan permohonan Hak Paten atau Hak Cipta yang tidak sedikit jumlahnya.

Opini :
Menurut saya seharusnya prosedur-prosedur untuk mendapatkan Hak Paten jangan disulitkan, agar suatu penilitian yang dilakukan di Indonesia dan yang Seharusnya dimiliki oleh Indonesia tidak diambil oleh Negara lain. Selain itu agar ilmuan Indonesia lebih tertantang dan termotivasi untuk melakukan penelitian yang berguna bagi Indonesia sendiri, dan menunjukan kepada dunia, bahwa anak bangsa Indonesia juga bisa melakukannya. 


Sumber: